Minggu, 01 Agustus 2010
"Kambuy Group" Seni Calung dari Margawati
Ketika Sosialisasi massal kegiatan PLP BK dilaksanakan, beberapa kesenian tradisional yang ada di Kelurahan Margawati sengaja ditampilkan oleh beberapa perwakilan warga masyarakat, yang cukup menarik adalah adanya kelompk seni calung “Kambuy Group”, kelompok ini beranggotakan para pemuda yang berasal dari Kampung Cilandak Kelurahan Margawati, Ajang amas, Dede, Sopia salam, Ahmad, Oo Rahmana dan Tatang adalah beberapa diantara seniman calung yang tetap melestarikan seni budaya asli sunda ini dengan nyanyian-nyanyian dan lagu serta canda yang khas mereka jadikan sosilisasi PLP NK ini sangat menarik dan meriah sekali. Mereka berharap agar kesenian ini bisa terus dilestarikan, beberpa anak kecil pun mereka didik demi berkelalanjutannya seni budaya khususnya kesenian calung. Satu diantara kendala yang ada adalah terbatasnya alat-alat pentas dan tempat untuk berlatih, karena selama ini mereka berlatih di tanah lapang dan serambi rumah salah seorang sesepuh seni sunda, memiliki sanggar tempat tampil dan berlatih adalah impian dan harapan mereka bersama.
Untuk lebih mengetahui, kami jelaskan sedikit mengenai calung…Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih). Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.
Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari yang terbesar sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu) atau lebih. Komposisi alatnya ada yang satu deretan dan ada juga yang dua deretan (calung indung dan calung anak/calung rincik). Cara memainkan calung rantay dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersilah, biasanya calung tersebut diikat di pohon atau bilik rumah (calung rantay Banjaran-Bandung), ada juga yang dibuat ancak "dudukan" khusus dari bambu/kayu, misalnya calung tarawangsa di Cibalong dan Cipatujah, Tasikmalaya, calung rantay di Banjaran dan Kanekes/Baduy.
Adapun calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil bambu (paniir). Calung jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti calung kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panepas (5 /3 dan 2 tabung bambu), calung jongjrong(5 /3 dan 2 tabung bambu), dan calung gonggong (2 tabung bambu). Kelengkapan calung dalam perkembangannya dewasa ini ada yang hanya menggunakan calung kingking satu buah, panempas dua buah dan calung gonggong satu buah, tanpa menggunakan calung jongjrong Cara memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai pemukul, dan tangan kiri menjinjing/memegang alat musik tersebut. Sedangkan teknik menabuhnya antar lain dimelodi, dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep (diracek), salancar, kotrek dan solorok.(Penulis, Sony, TIPP Kelurahan Margawati)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar