Minggu, 12 September 2010

Ternak Sapi



GARUT – Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanla) Kabupaten Garut Hermanto mengatakan, penjualan hewan kurban tahun ini meningkat hingga 10%.

Peningkatan ini ditandai dengan bertambahnya jumlah hewan kurban dan permintaan konsumen. “Meski harganya naik antara Rp100.000 hingga Rp700.000, permintaan hewan kurban untuk jenis kambing di Garut saat ini sudah mencapai level 7% bila dibanding 2010 lalu,” katanya di sela-sela inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Hewan Wanaraja dan Peternakan Sapi di Margawati,kemarin. Peningkatan jumlah hewan kurban tampak pada ternak jenis sapi dan kerbau.

Disebutkan Hermanto,jumlah total hewan kurban berukuran besar ini mencapai 957 ekor lebih banyak bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 870 ekor. “Meski meningkat, Kabupaten Garut belum bisa memenuhi kebutuhan hewan jenis sapi dan kerbau. Kami masih mendatangkannya dari luar daerah,yaitu dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, sekitar 11,87%,”ujarnya. Hermanto menambahkan, pada musim kurban tahun ini, para konsumen bisa mendapatkan hewan kurban di sejumlah pasar hewan di Garut,yaitu di Pasar Bayongbong dengan kapasitastampungsebanyak800sampai 1.000 ekor,Pasar Wanaraja berdaya tampung 500 sampai 700 ekor,dan Pasar Bungbulang dengan daya tampung 600 ekor.

Tim kesehatan dari Dinas Peternakaan Pemkab Garut,Diah Safitri,memastikan,daripemeriksaan pihaknya di sejumlah pasar hewan,seluruh hewan ternak di Garut dipastikan telah memenuhi kriteria untuk dijadikan hewan kurban.Kesimpulan itu diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik seperti bola mata jernih,berdiri rata dengan menggunakan empat kaki atau tidak pincang,bentuk tanduk simetris dan tidak retak.

“Kami sudah memeriksa semua hewan yang akan dijadikan hewan kurban.Semuanya sudah memenuhi kriteria,”tukasnya. Seputar Indonesia

Mari menanam pohon...

Makanan Olahan Tradisional Margawati



Yeuh ieu oleh-oleh ti Margawati teh…
Nu kahiji aya Rangginang (atawa raginang, ranginang) mangrupakeun kadaharan nu kasohor di Indonésia. Teu sirikna di unggal wewengkon, utamana di Pulo Jawa, miboga kamonésan ranginang gumantung wewengkonna masing-masing.
Rangginang bisa didahar langsung, minangka susuguh keur sémah boh di imah atawa dinu kariaan, atawa bisa oge keur deungeun sangu. Keur didahar langsung, cocog lamun rangginang didahar jeung cikopi. Rangginang aya nu asin jeung amis. Nu pangilaharna mah rangginang asin. Dumasar bentukna, wangun rangginang tiasa rupi-rupi, gumantung citakannana, tiasa buleud atanapi kotak, kadang-kadang henteu dicitak ku citakan, mung diréka-réka ku panangan waé. Dumasar nu nyieunna, rangginang bisa dibagi jadi rangginang jieunan sorangan (biasana ibu-ibu di imah sorangan keur nyuguhan semah atawa kadaharan sapopoe, nyieunna make parabotan saayana, citakannana kadang-kadang ukur dijieun tina awi), sarta rangginang jieunan pabrik(kiwari pabrik rangginang loba di mana-mana kalayan make citakan nu leuwih hade)
Ranginang dijieun tina béas ketan anu diseupan sareng dibungbuan. Bungbuna bisa rupa-rupa gumantung kana rasa nu dipikaresep. Pikeun ranginang asin, uyah, bawang bodas jeung sajabana tangtu dibutuhkeun. Kadang-kadang ditambahan tarasi. Keur raginang amis, tangtu kudu make gula.
Kanggo ngadamel rangginang, beas ketan diseupan sareng dibungbuan. Saparantosna cekap asakna (teu kenging asak teuing), ketan nu tos pagalo sareng bungbu teras dicitak, didaraykeun dina nyiru, ayakan atanapi rupi-rupi anyaman anu tiasa dianggo kanggo moe. Lajeng rangginang dipoé dugikeun ka garing. Saparantosna garing, rangginang atah digoréng.
Sunda banget ya…alih bahasa ahhh…
Yang kedua ada Opak, Opak adalah makanan khas Sunda daerah Jawa Barat yang terbuat dari tepung beras. Nutrisi yang terkandung dalam opak adalah karbohidrat. Bahan dasar pembuatan opak adalah tepung beras, garam, gula, dann bumbu bumbu penyedap lainnya. Kemudian bahan dasar dicampur menjadi sebuah adonan. Adonan kemudian dikeringkan. Setelah kering kemudian dipanggang di atas bara api.
Ketiga Wajit, wajit adalah suatu penganan yang terbuat dari beras ketan, gula merah dan kelapa yang dimasak menjadi satu. kemudian dibungkus oleh cangkang buah jagung, rasanya manis legit.
Keempat ada Dodol, Dodol adalah sejenis makanan yang dikategorikan dalam jenis makanan manis. Untuk membuat dodol yang bermutu tinggi cukup sulit karena proses pembuatannya yang lama dan membutuhkan keahlian. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat dodol terdiri dari santan kelapa, tepung beras, gula pasir, gula merah dan garam.
Dalam tahap pembuatannya, bahan-bahan dicampur bersama dalam kuali yang besar dan dimasak dengan api sedang. Dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan begitu saja, maka dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk kerak. Tapi kerak dodol enak juga lhooo…Oleh sebab itu, dalam proses pembuatannya campuran dodol harus diaduk terus menerus untuk mendapatkan hasil yang baik. Waktu pemasakan dodol kurang lebih membutuhkan waktu 4 jam dan jika kurang dari itu, dodol yang dimasak akan kurang enak untuk dimakan. Setelah 2 jam, pada umumnya campuran dodol tersebut akan berubah warnanya menjadi cokelat pekat. Pada saat itu juga campuran dodol tersebut akan mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
Untuk selanjutnya, dodol harus diaduk agar gelembung-gelembung udara yang terbentuk tidak meluap keluar dari kuali sampai saat dodol tersebut matang dan siap untuk diangkat. Yang terakhir, dodol tersebut harus didinginkan dalam periuk yang besar. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan rasa yang sedap, dodol harus berwarna coklat tua, berkilat dan pekat. Setelah itu, dodol tersebut bisa dipotong dan dimakan.

Seni Ketangkasan Domba Garut



Sebagai sebuah kebanggaan warga Garut, banyak orang di Garut sudah mulai menciptakan moto tentang domba garut. Moto itu hadir karena domba garut bukan saja hebat di arena, tetapi juga hebat di penampilan.

"Motonya, tandang di lapang, gandang di lapang, indah dipandang serta enak dipanggang,

Berdasar dari sebuah kebanggaan atas hewan asli daerah, warga Garut jauh lebih memilih domba yang bertarung itu sebagai seni. Mereka jauh lebih menilai bahwa kegiatan tersebut merupakan ajang kontes dalam memilih bibit sebagai raja dan ratu bibit ternak domba Garut.

Domba yang dapat tampil bagus di setiap pertandingan akan mendapatkan perhatian dari para peternak dan penggemarnya. Itu membuat harga domba menjadi sangat mahal.

"Penggemar domba garut kini banyak di Sumedang, Bandung, Tasikmalaya, dan Ciamis. Mereka akan memilih yang tidak hanya bisa tanding atau tarung saja. Tapi, juga melihat kondisi fisik,

Saat semua penilaiannya bagus, tidak menutup kemungkinan penggemar domba garut mau membayar dengan harga mahal. Ada yang dapat ditebus dengan harga Rp 80 juta dengan bobot mencapai 100 kilogram. "Kalau sudah seperti itu apakah bukan jadi sebuah kebanggaan kami orang Garut. Yang punya asal muasal domba ini,

Lestarikan Hutan Kita...

“Harapan yang muda , Margawati gemar membaca”

Anak Margawati...Sabisa-bisa, kudu bisa, pasti bisa...



Membaca adalah jendela membuka dunia itu yang ada di dalam benak para generasi muda Margawati. Tapi kami semua sadar adalah hal yang sangat berat untuk meningkatkan minat baca dikalangan anak-anak, remaja, dan masyarakat pada umumnya. Dengan harapan yang menggunung pada awal tahun 2010 kami merencanakan berdirinya taman baca masyarakat.

Sudah saat nya kami semua berencana, bekerja keras,dan bekerjasama agar Masyarakat menyadari akan pentingnya membaca. Kami bahu membahu dan insya allah dapat membantu agar masyarakat menjadi tahu.
“ADALAH CITA YANG MUDA, ASA YANG TUA. KAMI SEMUA TAQWA, CERDAS DAN TERAMPIL”
Anak-anak sangat dominan di margawati, mereka adalah harapan masyarakat guna membangun masa depan desa Margawati. Dengan menumbuhkan minat baca sejak usia dini mudah-mudahan Margawati menjadi desa yang cerdas, berwawasan, beriman dan bertaqwa
“BINGAH AMAR WATASUTA ANU TEU AYA WATES WANGENA MUN NINGALI ANAK INCU URANG PANGESTO SARTA JEMBAR DINA PANGABISA TEU POHO MACA NGALEUKEUNAN KANA AGAMA HAREPANANA JADI JALMA ANU TAKWA”

“ Kesederhanaan Bukanlah Kemiskinan Tapi Kemiskinan Timbul Dari Kebodohan “
Adalah untaian harapan dari seorang anak warga Rw.18 Kp. Peundeuy Margawati yang mengharapkan berdirinya taman baca masyarakat, merupakan motivasi terbesar kami untuk merealisasikanya dan besar harapan kami setelah berdirinya taman baca ini muncul kembali harapan harapan yang lebih besar dari anak-anak, remaja, dan orang tua sehingga keberadaan taman baca masyarakat Iqra bisa bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat AMIIN.
Hari ini anda adalah orang yang sama dengan anda lima tahun mendatang kecuali dua hal : 1. Orang – orang di sekeliling anda dan 2. Buku – buku yang anda baca.
Buku adalah teman bicara yang mendahuluimu, teman bicara yang tidak memanggilmu ketika kerja, teman bicara yang tidak memaksa berdandan ketika menghadapinya. Teman hidup yang tidak menyanjungmu, kawan yang tidak membosankan. Dan penasehat yang tidak mencari – cari kesalahan.

Untuk teman-teman yang mempunyai buku-buku bekas, dan berniat untuk menyumbangkannya, dengan senang hati kami akan menerimanya, hubungi no tlp/Hp (085222920793- Soni) untuk informasi lebih jelas.

TRUK KAYU, BUAH TANGAN MARGAWATI


Kata siapa limbah dari perusahaan material hanya untuk dijadika kayu bakar, siapa sangka limah tersebut dapat disulap jadi mainan yang bagus dan menarik, adalah Jajang 42 tahun warga RT. 03 R. 07 Kampung Cilandak Kelurahan Margawati Kecamatan Garu Kota dapat menguah fakta tersebut, ayah dengan 4 orang anak mengawali dan menekuni kerajianan tersebut sejak krisis global menerpa, bahkan dengan ketekunannya limbah kayu tersebut dapat diolah menjadi produk miniature salah satu produsen truk terbesar di Indonesia Mitsubishi, bahkan disaat produk-produk mainan asal china melanda pasar Indonesia, kualitas truk mainan Mang Jajang mampu bersaing.
Antik, Kreatif dan Inovatif “Ini mah lebih bagus dari yang biasa saya temui” kata salah seorang pengunjung yang sengaja melancong ke Margawati. Namun siapa sangka untuk menghasilkan satu buah mainan saja Mang Jajang bisa menghaiskan waktu satu bulan lebih karena keterbatasan peralatan yang ada, hanya bermodalkan gergaji, pisau raut dan golok. Mang Jajang tak mampu memenuhi permintaan pemesanan miniature truk dari slah satu pemesan yang berasal dari Kota Kembang Bandung.
Awalnya Mang Jajang mengumpulkan limbah kayu kemudian di pilih untuk dijadikan bahan pembuatan kabin dan bak mobil, dalam proses ini tidak membutuhkan waktu yang lama, tapi dengan ketelitian dan keakuratan hasil yang di buat sangat berkualitas. Ide untuk membuat miniature ini timbul karena hampir setiap kendaraan yang ada dan melintas ke Kampung Cilandak erupa kendaraan truk pengangkut hasil tani.
Setelah tahapan itu selesai, barulah membuat roda kendaraan, dalam proses ini Mang Jajang membutuhkan waktu yang relative lama karena untuk memuat roda harus benar-benar bundar seperti aslinya, sedangkan Mang Jajang sendiri dalam proses hanya menggunakan pahat dan pisau serut, harapan ke depan agar proses pemuatan miniature ini bisa lebih cepat Mang Jajang berusaha untuk bisa memiliki mesin bubut.
Pada tahap akhir prose pengecatan dilakukan, pengecatan ini juga dilakukan dengan sangat teliti agar warna dan gambar bisa menyerupai dengan kendaraan truk aslinya. Warga setempat pun merasa bangga kepada hasil karya kerajinan Mang Jajang “Saya tidak menyangka, limbah kayu yang selama ini dijadikan kayu bakar bisa menjadi indah dan menarik dengan sentuhan seni, mudah-mudahan saja esok hai miniature truk ini bisa menjadi buah tangan khas Margawati” tutur Sony Sidik Rahayu selaku tokoh pemuda di kampung Cilandak.